Sejarah Ibadat Jalan Salib: Dipercaya Sejak Abad-14 Usai Santo Fransiscus Asisi Alami Stigmata

Jumat (8 April 2022) merupakan Jumat terakhir umat Katolik menjalankan ibadat jalan salib, setelah di mulai pada tanggal 4 Maret 2022. Selama masa itu juga umat Katolik menjalankan puasa dan pantang selama 40 hari sebagai wujud bermati raga dan menghayati sengsara Yesus Kristus.
Meski saat ini aturan terkait Covid-19 sudah mulai dilonggarkan dan banyak Gereja sudah menyelenggarakan Jalan Salib secara fisik, tak smeul orang paham soal sejarah, makna, dan mengapa orang Katolik melakukan ibadat Jalan Salib.
Dalam bahasa Latin, ibadat Jalan Salib atau dalam bahasa latin Via Crucis, dikenal juga dengan Via Dolorosa. Beberapa waktu lalu juga diperkenalkan Via Lucis (Jalan Cahaya), yang berfokus pada Kristus yang telah bangkit.
Mengutip berbagai sumber, Jalan Salib merupakan ziarah kecil yang dilakukan melalui peristiwa yang dialami Yesus sebelum Dia disalibkan.
Ibadat ini awalnya hanya djalankan oleh orang katolik di kota Yerusalem dengan menggunakan jalur penderitaan Tuhan Yesus Kristus. Berdoa dan merenungkan Sengsara Kristus berasal dari praktik para peziarah Kristen awal yang mengunjungi tempat kejadian di Yerusalem dan berjalan melalui rute tradisional dari lokasi yang dianggap sebagai rumah Pilatus ke bukit Kalvari. Tradisi menyatakan bahwa Maria, ibu Yesus, memasang penanda batu di rumahnya di luar Yerusalem untuk dengan penuh doa menelusuri kembali langkah-langkah Sengsara putranya
Lalu baru pada abad ke 12, tradisi jalan salib ini mulai diperkenalkan ke dunia barat oleh ksatria Perang Salib.
Ibadat Jalan Salib sendiri baru dilaksanakan pada abad ke 14 ketika Santo Fransiscus Asisi mengalami stigmata ( tanda-tanda luka Kristus). Via Crucis atau jalan Salib ini kemudian mulai dipraktikan oleh para biarawan Fransiskan (OFM).
Namun Ibadat ini tak langsung populer dan dipraktikkan sampai abad ke-17.
Awalnya ibadat jalan salib tidak memiliki perhentian-perhentian seperti saat ini dilakukan, bahkan rutenya pun berubah-ubah. Tiap-tiap kelompok umat memiliki versinya sendiri dalam menjalani jalan salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest yang Terberkati (1420), Eustochia, Emmerich (1465) dan Ketzel. Di abad ke 18 Paus Klemens XII menetapkan tata cara ibadat jalan salib dengan 14 perhentian seperti yang saat ini dikenal.
Jumlah perhentian yang diamati di Yerusalem jauh lebih sedikit dari 14. Pada awal abad ke-16, Jalan Salib mulai dipraktikkan di Eropa, dan tradisi 14 perhentuan mungkin berasal dari yang paling terkenal di Leuven (1505).
Pada Jumat Agung tahun 1991, Paus Yohanes Paulus II memperkenalkan tata cara ibadat jalan salib menurut Alkitab (“ Scriptual Way of Crosss”) yang tetap mempertahankan 14 perhentian, namun pada peristiwa pertama dimulai dari Yesus berdoa di Taman Getsemani. Tetapi versi ini baru disetujui pada tahun 2007 oleh Paus Benediktus XVI.
Berikut ke 14 perhentian jalan salib yang saat ini dikenal :
- Yesus dijatuhi Hukuman mati
- Yesus Memikul Salib
- Yesus Jatuh untuk pertama kalinya
- Yesus Berjumpa dengan ibu-Nya Bunda Maria
- Simon dari Kirene membantu memikul salib Yesus
- Veronika mengusap wajah Yesus
- Yesus jatuh untuk kedua kalinya
- Yesus menghibur wanita Yerusalem
- Yesus jatuh untuk yang ketiga kalinya
- Pakaian Yesus di tanggalkan
- Yesus dipaku pada kayu salib
- Yesus wafat di kayu salib
- Yesus diturunkan dari kayu salib
- Yesus Dikuburkan
Di Gereja Kalvari, ibadat Jalan Salib dilaksanakan di taman doa Kalvari, setiap hari Jumat pukul 18.30 dan dilanjutkan dengan Sakramen Ekaristi. Selama ibadat, umat juga dipersilahkan untuk menerimakan Sakramen Tobat yang diberikan oleh RD Johan Ferdinand. W.
Sedangkan jadwal Misa Pekan Suci di Gereja Kalvari dilakukan pada :
1. Minggu Palma:
Sabtu (9 April 2022) : pukul 16.00 WIB (offline untuk umat senior)
Minggu (10 April 2022) : Pukul 09.00 WIB (hybrid di Gereja Kalvari dan Youtube Komsos Kalvari)
2. Kamis Putih;
Kamis (14 April 2022) : Pukul 16.00 WIB (offline untuk umat senior)
Pukul 20.00 WIB (hybrid)
3. Jumat Agung:
Jumat (15 April 2022): Pukul 15.00 WIB (offline umat senior)
Pukul 19.00 WIB (hybrid)
4. Sabtu Vigili:
Sabtu (16 April 2022): Pukul 16.00 WIB (offline umat senior)
Pukul 20.00 WIB (hybrid)
5. Minggu Paskah:
Minggu (17 April 2022): Pukul 09.00 WIB (hybrid)
Catatan:
– Misa online bisa disaksikan secara langsung melalui Youtube Komsos Kalvari
– Untuk menghadiri misa offline, umat diwajibkan memiliki akun Peduli Lindungi dan juga mendaftar melalui Bela Rasa.
(Bin/In)