Kamis Putih, Mengenangkan Kembali Kasih dan Pelayanan Yesus dalam Perjamuan Terakhir
Pekan suci dimulai dengan Hari Raya Kamis Putih. Pada hari itu, Yesus mengadakan jamuan makan malam terakhir bersama para rasulnya. Kristus akan menggenapi peran-Nya sebagai korban Paskah bagi manusia untuk diselamatkan oleh pengorbanan terakhir-Nya di kayu salib.
Kamis Putih merupakan peringatan Perjamuan Terakhir Yesus Kristus dengan para murid Nya, ketika Yesus mendirikan Sakramen Komuni Kudus sebelum penangkapan dan penyaliban Nya. Perjamuan terakhir ini juga memperingati institusi imamat-Nya.
Tak cuma merayakan perjamuan terakhir Yesus dan para muridnya, Kamis Putih juga identik dengan pembasuhan kaki. Dalam perayaan Ekaristi Kamis Putih, Pastor akan membasuh kaki wakil umat terpilih sebagai untuk mengenangkan kembali kasih Yesus yang membasuh kaki para muridnya. Pembasuhan kaki ini menjadi sebuah simbol kasih dan pelayanan tulus dari seorang pemimpin. Melalui peringatan ini, Yesus mengajarkan manusia untuk saling melayani satu sama lain dengan kasih yang tulus, seperti Yesus sendiri – Putra Allah dan sang juru selamat penebus dunia- rela membasuh kaki para pengikutnya.
Peringatan Kamis Putih ini mengajarkan manusia, khususnya umat Kristiani tentang pelayanan, kerendahan hati, kebersamaan dan kesederhanaan. Beberapa hal yang tercatat terjadi pada Kamis Putih
- Mengutus Petrus dan Yohanes untuk mengatur agar mereka menggunakan Ruang Atas untuk mengadakan makan Paskah, dikutip dari berbagai sumber;
- Membasuh kaki para rasul.
- Mengadakan misa pertama.
- Melembagakan imamat.
- Yudas akan mengkhianatinya.
- Memberikan “perintah baru” untuk saling mengasihi.
- Menunjukkan bahwa Petrus memiliki peran pastoral khusus di antara para rasul.
- Mengumumkan bahwa Petrus akan menyangkalnya.
- Berdoa untuk persatuan para pengikutnya.
- Memegang semua wacana yang tercatat di lima pasal Yohanes (Yohanes 13-18).
- Menyanyikan sebuah himne.
- Pergi ke Bukit Zaitun.
- Berdoa di Taman Getsemani.
- Dikhianati oleh Yudas.
- Menghentikan para murid dari melanjutkan perlawanan kekerasan.
- Menyembuhkan telinga Malchus, pelayan imam besar, setelah Petrus memotongnya dengan pedang.
- Diambil di hadapan imam besar Annas dan Kayafas.
- Disangkal oleh Petrus sebanyak 3 kali.
- Dibawa ke Pilatus.
(Matius 26:17-75, Markus 14:12-72, Lukas 22:7-62, Yohanes 13:1-18:27)
“Mandatum novum do vobis ut diligatis invicem sicut dilexi vos.”.
“A new commandment I give unto you, That ye love one another; as I have loved you.”
Makna Kamis Putih Katolik
- Melayani dan kerendahan hati
“Aku datang untuk melayani, bukan dilayani”.
Peristiwa pembasuhan kaki yang adalah bagian yang kotor dalam tubuh manusia oleh Yesus kepada para muridnya, mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin bukanlah pihak yang harus dilayani, melainkan pihak yang melayani.
Pembasuhan kaki merupakan tindakan simbolis akan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah. Penyerahan diri yang dimaksud adalah penyerahan diri Yesus dalam kematian sebagai penebusan dosa manusia.
2. Berdoalah dan Kasihilah Musuhmu
“Kamu harus saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihimu”
Pelajaran ini diajarkan oleh Yesus pada peristiwa di Taman Getsemani. Yesus dalam tubuh manusia juga merasakan takut dan sedih, sehingga Ia berdoa kepada Bapa Nya di surga. Walaupun takut dan sedih Yesus tetap taat dan setia kepada Allah Bapa , karena Yesus Percaya dan menyerahkan diriNya kepada kehendak Bapa.
Pelajaran lain terjadi pada peristiwa Petrus memotong kuping salah satu prajurit, nama prajurit itu adalah Malkhus. Tetapi Yesus marah dan memilih untuk menyembuhkan kuping Malkhus. Yesus memberikan eladan bahwa kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan sehingga Yesus memilih jalan salib daripada kekerasan kekerasan karena Dia sadar bahwa takdir-Nya sudah ditentukan sejak lama.
3. Nafsu duniawi akan membawa manusia kepada maut
Saat berdoa, kita seringkali meminta kepada Allah untuk mengabulkan doa / permintaan kita dan ketika doa / permintaan kita tidak terkabul biasanya kita akan kecewa kepada Allah. Padahal, rencana Allakata h lebih indah dari pada rencana kita.
Hal ini juga ditunjukkan pada peristiwa pengkhiatanan Yudas Iskariot yang menyerahkan Yesus untuk dihukum salib.
(Ik/In)