5 Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan Soal Rabu Abu: Dari mana Asal Abu dan Kenapa Hari Rabu?
Masa Prapaskah sudah dimulai. Semuanya dimulai dengan Rabu Abu pada Rabu 22 Februari 2023 lalu.
Di masa prapaskah pantang dan puasa wajib dilakukan. Ada ada beberapa aturan yang harus dipatuhi.
Puasa dan pantang akan berlangsung selama 40 hari atau sampai 8 April 2023. Hal ini disebutkan dalam Surat Edaran Arah Dasar KAJ 2022-2026, fokus tahun 2023 adalah Umat beriman diajak untuk mengupayakan kesejahteraan bersama sebagai wujud nyata kasih Allah kepada kita.
Namun ada beberapa pertanyaan yang masih sering dipertanyakan soal Rabu Abu.
Tahun 2023 Rabu Abu jatuh pada hari Rabu, tanggal 22 Febuari 2023 dan merupakan salah satu Hari Raya Wajib sebagai peringatan tanda pertobatan menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus.
Rabu Abu diperingati pada saat 40 hari sebelum dilaksanakannya hari Paskah serta merupakan hari pertama masa Prapaskah.
Arti Rabu Abu yaitu mengoleskan abu pertobatan pada dahi jemaat disertai ucapan Kalimat : “Bertobatlah dan percayalah pada Injil”.
Abu yang dioleskan pada dahi berasal dari daun palem yang dibakar saat perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.
Simbol tersebut memiliki makna seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.
Rabu Abu identik dengan simbol abu berbentuk salib di dahi dan penggunaan warna ungu yang melambangkan keagungan pada saat momen Yesus menderita dan disalib.
2. Apa tahun ini ditorehkan atau ditabur lagi?
Di tahun ini abu ini ditorehkan seperti awal sebelum pandemi covid-19. Penaburan abu ini dilakukan lantaran pandemi Covid-19 untuk menghindari kontak langsung antara manusia.
3. Habis terima abu di dahi apakah boleh dihapus?
Mengutip Katedral Bogor, secara spesifik, Gereja tidak membuat suatu aturan khusus mengenai berapa lama kita harus menjaga abu di dahi. Umat Katolik dapat menentukan sendiri berapa lama dia menjaga abu di dahi. Meskipun, sebagian besar umat memakai abu sepanjang hari setelah menerimanya saat misa, ada juga umat memiliki kebebasan untuk membersihkan abu tepat setelah misa selesai.
4. Kenapa hari Rabu?
Mengutip Katolisitas, Gereja Katolik menerapkan puasa selama 6 hari dalam seminggu. Hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.
Hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
5. Mengapa orang Katolik merayakan Rabu Abu?
Rabu Abu memulai 40 hari len, masa ketika kita ingat bahwa Yesus menghabiskan 40 hari di padang gurun dengan berpuasa dan melawan pencobaan. Sehari sebelum Rabu Abu, yang dikenal oleh banyak orang sebagai “Shrove Tuesday” atau “Fat Tuesday”, adalah kesempatan untuk berpesta dan memanjakan diri – bahkan mungkin makan satu atau dua pancake. Kami melakukan ini untuk mempersiapkan puasa kami sendiri pada Rabu Abu dan selama Prapaskah.
Saat Yesus menjadi lapar karena berpuasa di padang pasir, dia dihadapkan pada pencobaan pertama dari tiga pencobaan. Setan muncul di hadapannya dan menyuruhnya mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus menolak, mengetahui bahwa dia dicobai untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki Allah. Dia tahu firman Tuhan sama pentingnya dengan roti untuk bertahan hidup.
Dia kemudian dibawa ke atas sebuah gedung di Yerusalem dan diberitahu bahwa, jika dia benar-benar Anak Allah, dia harus melompat dari gedung itu dan malaikat akan membawanya ke tempat yang aman. Yesus sekali lagi menolak, tahu untuk tidak menantang Allah.
Pada pencobaan ketiga, Yesus dibawa ke puncak gunung dan diberi tahu bahwa semua kerajaan yang dia lihat akan menjadi miliknya jika dia berlutut di hadapan Setan. Tetapi Yesus menolak lagi, menyatakan bahwa yang benar adalah memberikan penyembahan kepada Allah.