(021) 8779-1911 komsoskalvari@gmail.com

ROMO HADI DAN IBADAT PEMAKAMAN PENUH SUKACITA

Masihkah kau ingat waktu di desa

Bercanda bersama di samping gereja

Kala itu kita masih remaja

Yang polos hatinya bercerita

Waktu kini telah lama berlalu

Sudah sepuluh tahun tak bertemu

Entah dimana kini engkau berada

Tak tau dimana rimbanya  ……………………………………   dst

Lirik lagu di atas adalah penggalan lagu Gereja Tua ciptaan Benny Panjaitan dari kelompok musisi Panbers. Lagu gereja Tua serentak dinyanyikan olleh ribuan umat Katolik yang mengiring Pemakanan Romo Martinus Hadi Wijoyo, Kamis 1 September 2022 di Pemakaman para pastor diosesan KAJ, di Selapanjang, Tangerang.

Saat menunggu dimulainya ibadat pemakaman Romo Hadi, pastor Yustinus Ardiyanto mengajak ribuan umat yang hadir untuk menyanyikan lagu-lagu kesukaan almarhum Sang Pendekar Rendah Hati, romo Martinus Hadiwijoyo.

Tiga lagu yang mengawali Ibadat Pemakaman Romo Hadi tersebut adalah lagu Indonesia Pusaka, Padamu Negeri dan Gereja Tua.

Diktur Puspas KAJ Samadi Romo Yustinus Ardiyanto dalam sambutan awal ibadat pemakaman menceritakan, Romo Hadi dalam imamatnya pasti juga pernah melewati aneka macam ombak, tetap ia adalah seorang pejuang sejati yang menyelesaikan pertandingannya sampai akhir. Sebagai ungkapan pertahanan dalam perjuangannya, Romo Hadi juga sangat menyukai lagu Di Tengah Ombak.

Saat semua pastor yang hadir untuk memimpin Ibadat Pemakaman telah siap, maka dimulailah sebuah prosesi dan ibadat penuh khidmat, namun tidak lagi membawa kedukaan. Ibadat yang berlangsung sekitar 2 jam, penuh dengan suasana sukacita. Hadir memimpin Ibadat menghantar Romo Hadi ke peristirahatan damainya antara lain Romo Harri Liong, Romo Romanus, Romo Steve,  Romo Johan Ferdinand Wijshijer, dan pemimpin ibadat adalah Romo Sanuel Pangestu, Vikaris Jenderal KAJ.

Dalam ungkapan kasihnya, Romo Harry Liong mengatakan, kita percaya bahwa Romo Hadi yang jasadnya berada di depan kita, tetapi rohnya kini telah kembali ke rumah Bapa. Dan kita yang ada di sini senantiasa dalam suasana cintakasih, Karena menurut Romo Harry Liong, Romo Hadi juga tidak mau diiringi dengan duka, tetapi mau diiringi suasana kasih dan gembira.

Sementara dalam renungan setelah bacaan Injil, Romo Harry Liong justru mengajak umat yang hadir untuk berimajinasi, kira-kira Romo Hadi sedang apa di alam sana dana apa yang Romo Hadi harapkan kepada kita saat ini. Menurut imajinasi Romo Harry Liong, Romo Hadi sedang menunggu saat dilangsungkannya Opera Komedi Samadi (OKS), karena hari itu adalah hari Kamis, sekitar pukul 12.00 siang hari.   Tetapi inti dari renungan Romo Harry Liong adalah, bahwa kini Romo Hadi telah damai di surga bersama para kudus Allah.

Kelakar Romo Harry Liong disambut tawa oleh segenap umat. Suasana ibadat pemakaman mulai berubah, layaknya menonton siaran langsung OKS di studio Puspas Samadi.

Sementara dari keluarga yang diwakili oleh adik Romo Hadi, yakni Mbak Nur mengungkapkan terimakasihnya kepada umat dimana Romo Hadi pernah menjadi gembala mereka, juga kepada para murid pencak silat THS – THM, serta para Romo di Puspas Samadi, Klender. Menurut Mbak Nur, Mas Toyo (panggilan untuk Romo Hadi di keluarga) telah memberikan cinta indah bagi adik-adik semua. Sambutan Mbak Nur diakhiri dengan mengajak para Romo , Suster dan umat sekalian untuk bersama menyanyikan lagu yang selalu Romo Hadi nyanyikan saat membimbing para adik-adiknya, yakni lagu Kasih Ibu. Syairnya diganti dengan Kasih Romo.

Kasih Romo kepada kita tak terhingga sepanjang masa.

Hanya memberi, tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia

Kasih Romo kepada kita.

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi, tak harap kembali

Renungan akhir disampaikan oleh Vikaris Jenderal KAJ, Romo Samuel Pangestu. Kepada seluruh umat yang hadir , Romo Samuel mengatakan, atas nama  Uskup  Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan turut mendoakan dan berduka cita atas meninggalnya Romo Martinus Hadiwijoyo. Keuskupan Agung Jakarta sangat kehilangan seorang Romo yang sungguh-sungguh memberikan teladan bagi kita semua. Semoga akan tumbuh dan muncul Romo Hadi – Romo Hadi lain yang sepenuh hati memberikan kasihnya dan mengabdikan dirinya sebagai imam yang mencintai sesama, mencintai alam semesta dan mencintai negara dan bangsa. Romo Samuel juga mengungkapkan terimakasihnya kepada keluarga yang telah dengan sukacita merelakan Romo Hadi menjadi gembala bagi umat Katolik di KAJ.

Setiap perpisahan selalu meninggalkan kesan. Ada kesan sedih bahkan juga rasa duka. Tetapi tidak dengan kepergian seorang imam diosesan Katolik, yakni Romo Martinus Hadiwijoyo PR.

Berita meninggalnya Romo Hadi, demikian panggilan akrab Pastor Martinus Hadiwijoyo, pada Senin 29 Agustus 2022 memang membawa duka bagi  umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta.

Namun mengikuti dari awal misa requiem yang dilakukan selama tiga hari di Puspas Samadi, hingga akhirnya diberangkatkan menuju pemakaman para pastor, bruder dan biarawati KAJ di Selapanjang, Tangerang suasana itu menjadi kenangan penuh kasih. Sungguh meninggalkan kesan sukacita dalam damai.

Sang pendekar Cinta Kasih Romo Martinus Hadiwijoyo memang tidak lagi bersama kita, tapi sapaan ramahnya dan kelembutan hatinya tetap hidup di hati para umat. Selamat jalan Romo Hadi.  (efBES)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!