Renungan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Tidak berlebihan kalau para ahli gizi berkata : “You are what you eat” (Anda adalah apa anda makan). Pernyataan ini lahir dari kenyataan bahwa apa saja yg kita makan sangat mempengaruhi banyak aspek dalam diri kita, terutama bentuk fisik dan kesehatan.
Namun harus diakui pula, makanan dapat menyebabkan bermacam macam gangguan kesehatan, seperti ; kolestrol, diabetes, hipertensi, obesitas, dll. Memang makanan jasmani memiliki keterbatasan dan hanya memenuhi kebutuhan fisik yang sifatnya sesaat.
Yesus menawarkan makanan yg bentuk dan efeknya tidak lazim. Makanan itu adalah makanan rohani yg menentukan “bentuk” dan “kesehatan” rohani yg menyantapnya. Makanan rohani itu adalah DiriNya : Daging dan Darah-Nya. Efek makanan ini luar biasa. “BARANGSIAPA MAKAN DAGINGKU DAN MINUM DARAHKU, IA MEMPUNYAI HIDUP YG KEKAL DAN AKU AKAN MEMBANGKITKAN DIA PADA AKHIR ZAMAN” Kata-kata ini mungkin sulit dimengerti akal sehat karena Yesus seolah-olah mengajarkan kanibalisme. Atas alasan ini orang orang Yahudi sulit memahaminya.
Bahkan banyak murid Yesus menganggap kata-kata ini keras dan tidak manusiawi sehingga mereka mengundurkan diri (Yoh 6 :61). Tuduhan senada selalu muncul sepanjang sejarah gereja dengan beragam rumusan. Gereja Katolik menafsirkan kata-kata ini untuk menjelaskan Ekaristi.
Bagi kita Roti dan Anggur yang kita Terima dalam perayaan Ekaristi benar-benar adalah Tubuh dan Darah Kristus bukan simbol belaka. Tubuh dan Darah Kristus memberikan kekuatan spiritual bagi kita untuk melawan dosa dan hidup menurut kehendak Allah. Rahmat tertinggi yang dialami oleh kita yg menyantap makanan ini adalah kehidupan kekal dan kebangkitan pada akhir zaman.
Kehidupan kekal berarti keselamatan atau bersatu dengan Tuhan, ” Ia tinggal didalam Aku, Aku didalam dia. “ Persatuan ini sudah dimulai ketika kita percaya, dan diteguhkan lewat santapan Ekaristi serta mencapai kepenuhan nya setelah kebangkitan. Maka, dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kita sebenarnya sedang meretas jalan menuju kebangkitan.
Perayaan hari ini mengajak kita untuk lebih menghayati misteri agung: Tubuh dan Darah Kristus. Tubuh dan Darah Kristus bukan semacam “pil ajaib” yangg bisa memberikan efek kepada siapa saja meskipun tanpa iman. Buah-buah Ekaristi hanya diterima dan di alami kalau kita sungguh percaya dan menerimaNya dengan penuh hormat.
Tubuh dan Darah Kristus juga mengingatkan kita pada kasih Yesus yg menyerahkan Diri dan mati untuk kita di kayu salib.Kesadaran ini seharusnya mendorong kita untuk menghayati Ekaristi dengan berbagi dan peduli terhadap sesama, khususnya mereka yg menderita.
(Yoseph D)
Pertanyaan Refleksi :
1.Apakah kita menyambut Komuni dengan pantas? Mengapa?
2.Apa yang kita lakukan agar bisa mengikuti Perayaan Ekaristi dengan baik?